Senin, 24 September 2007

Berpusat Pada Musuh ( bagian dari the 7 Habits of Highly Effective People)

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Stephen R Covey

saya menunjukkan kepadanya bahwa ia membiarkan satu orang ini beserta kelemahannya mengganggu keseluruhan peta kehidupannya, membiarkan nya merusak iman dan kualitas hubungannya dengan orang-orang yang dikasihinya..

Dalam buku ini lebih banyak berisi tentang apa yang sebaiknya kita lakukan, terutama dalam hal berhubungan dengan orang lain dalam lingkup pekerjaan
Tapi kalau kita coba lihat secara lebih detail, banyak hal-hal yang tidak hanya berlaku dalam perilaku kerja, tapi lebih pada bagaimana kita mengenal dan mengelola diri kita...
Seperti bab yang saya bahas disini, bahwa kata "musuh" tidak hanya berarti sekedar lawan, tetapi siapa saja yang tidak kita inginkan baik kehadirannya maupun sekedar dalam ingatan, bahkan mungkin saja bukan orang yang tidak kita sukai
__________________________________________________________________________

.... Bagaimana menempatkan musuh pada pusat kehidupan sesorang?
Kebanyakan orang tidak akan pernah berpikir tentang hal ini, dan mungkin tak seorangpun pernah melakukan dengan sadar.

Meskipun begitu, pemusatan pada musuh sangat lazim terjadi, khususnya jika ada interaksi yang kerap antara orang-orang yang mengalami konflik riil.
Ketika seseorang merasa dirinya diperlakukan secara emosional atau sosial, mudah sekali baginya menjadi asyik dengan perlakuan tidak adil tersebut dan menjadikan orang tersebut pusat dari kehidupannya.


Bukannya menjalani kehidupannya sendiri secara proaktif, orang yang berpusat pada musuh malah bereaksi menentang perilaku dan sikap dari orang yang dianggapnya musuh

Salah seorang teman saya yang mengajar di universitas menjadi sangat putus asa karena kelemahan seorang administrator yang memiliki hubungan buruk dengannya. Ia membiarkan dirinya berpikir terus menerus tentang orang itu, sampai akhirnya hal ini menjadi obsesi. Persoalan ini begitu memenuhi benaknya hingga mempengaruhi kualitas hubungannya dengan keluarga, dan rekan sekerjanya.
Ia akhirnya tiba pada kesimpulan bahwa ia harus meninggalkan universitas tersebut dan menerima tawaran untuk mengajar ditempat lain.

"Apakah anda lebih suka mengajar di universitas ini seandainya orang itu tidak berada disini?" tanya saya kepadanya
"Ya, tentu saja" jawabnya " Tapi selama ia ada disini, maka keberadaan saya justru terlalu mengacaukan, Saya harus pergi."
"Mengapa anda menjadi kan administrator ini pusat dari kehidupan anda?" saya bertanya lebih lanjut.

Ia terkejut oleh pertanyaan tersebut.Ia menyangkal. Akan tetapi saya menunjukkan kepadanya bahwa ia membiarkan satu orang ini beserta kelemahannya mengganggu keseluruhan peta kehidupannya, membiarkan nya merusak iman dan kualitas hubungannya dengan orang-orang yang dikasihinya...

---


BAB II Merujuk pada tujuan akhir, Prinsip Kepemimpinan Pribadi
Pada bab ini sebenarnya berisi sama dengan review sebelumnya (dhemit ora ndulit, setan ora doyan)......dalam bahasa yang berbeda (klik disini juga bisa)
yaitu mengingatkan kita untuk tidak "sibuk dengan orang lain"

7 Habits of Highly Effective People, Terbitan Asli 1993 / Indonesia 1997
Perbedaan buku asli dan terbitan Indonesia,
buku versi Indonesia menggunakan cover dan kertas yang jauh lebih bagus.
Entah kenapa ini menjadi pertimbangan, sementara isinya sama dan sempat membuat beberapa perusahaan menyelenggarakan short course khusus untuk hal ini?
apa mungkin penjualan buku di Indonesia , masih mengutamakan menjual cover di banding isi ya.....?


2 komentar:

lulu godwin mengatakan...

mas..buat aku ya.???????

gogod s mengatakan...

iya..biar nggak suntuk.....