Rumahku disebelah mushola, kamarku tepat didepan pengeras suara yang kebetulan posisi tanah rumahku lebih tinggi dibanding tanah mushola, bayangkan jika adzan mulai dikumandangkan.
Dulu....
Aku selalu merasa tidak nyaman jika mendengar nasyid dikumandangkan dari masjid atau mushola dengan pengeras suara diluar
atau
suara imam pada saat sholat menggunakan pengeras suara luar
kenapa aku merasa tidak nyaman?
1. dengan alasan toleransi...tidak semua yang ada disekitar itu moslem
bagaimana jika disekitar itu ada orang yang sedang sakit atau anak bayi
2. Bukankah imam itu memimpin makmum yang sholat didalam mushola/masjid, kenapa harus orang diluar juga ikut mendengarkan?
-----------------------------------------------------------------------
Hingga beberapa hari yang lalu, ketika aku pulang sekitar jam 9 malam
terdengar dari mushola suara orang mengaji
sambil mempersiapkan keperluan esok, terdengar kalimat dari mushola
" banyak orang yang saling berkunjung , bersilaturahmi, saling menyampaikan permohonan maaf, tapi hanya sekedar meminta maaf
Silaturahmi dan saling memaafkan harus dengan hati..bukan hanya diucapkan......"
sesaat kalimat ini begitu bermakna buat aku, membuatku berhenti sejenak dari kegiatanku...
Seringkali aku menyampaikan kepada rekan-rekan dikantor...
"Kita bekerja harus dengan hati, berikan senyum kepada customer dan rekan - rekan kita, senyum dari hati..
senyum yang terpaksa tidak akan terlihat indah dimata orang lain"
Kenapa aku tidak pernah terbersit, "maaf dengan hati"
seringkali kesalahan orang lain seperti melekat dalam ingatan, sementara kita sudah bersalam -salaman untuk saling "memaafkan"
-----------------------------------------------------------------------
Saat itu juga Allah sepertinya memberikan jawaban pada apa yang kuyakini selama ini.
Aku hanya melihat dari satu sisi yang salah, karena aku tidak berada dimushola sehingga pengeras suara menjadikanku tidak nyaman,
yang ternyata sebenarnya suatu kemudahan dan kelebihan buat aku, bahkan baru saja aku mendapatkan yang begitu berharga, tanpa keluar rumah.
seandainya..
aku mengikuti sholat dimushola, bukankah itu lebih baik dan seharusnya?
jadi aku mendengar suara imam memang untukku
anak kecil dan orang sakit, bukankah akan merasa lebih teduh mendengar kalimat - kalimat indah yang bermanfaat, bahkan dalam beberapa kasus, seseorang mengundang tetangga untuk bersama-sama membaca ayat suci disaat keluarganya sedang sakit
nasyid dan pengajian, suara yang ditimbulkan tidak jauh berbeda dengan suara panggung hiburan dari acara pernikahan, tapi isi dan maknanya jauh berbeda
Kenapa aku tidak bersyukur mendengar suara yang lebih bermanfaat, baik didunia maupun diakhirat? Toh ..semua itu tidak setiap saat, hanya pada waktu-waktu tertentu...
Ya Allah, ampunilah hambamu ini yang masih dibutakan hati dan dibuat tuli karena kekurangan dan ketidakmampuanku, memandang sesuatu dengan picik, sehingga hal yang baik terlihat buruk, yang benar menjadi salah
kini..
pengeras suara mushola........ yuk cepetan ganti baju..... sudah dipanggil panggil tuh...
11 komentar:
interesting read...jzkk sudah sharing mas, salam kenal...
tfs kak..cerita yang bagus...true strory kah?hehehe
Semoga bermanfaat....,terimakasih kembali mas......slam kenal juga
iya hehehe....baru melek nih..mesti banyak belajar......
cuman kalimat terakhir aja yang sedikit dirubah...aslinya lebih mesra hahahaha
M.Gogod..finally I succeed the login..he3x.Biar tiap hari ketemu tp nggak pha2 kan ikutan nimbrung disini. Met kenal aja ama yg laen ya..
Jadi inget masa kecil dulu, setiap denger suara tahlilan pas subuh dari mesjid jd ketakutan sendiri soalnya kebayang pasti ada yg lagi kematian..dasar anak2..
A W W. Yah begitulah kehidupan berislam di Tanah Jawa, kebanyakan dari kita tidak mengerti manfaat atau mudharat yang sesunggguh atas semua yang kita lakukan kita anggap ibadah. Padahal ibadah tidak sepatutnya mengganggu lingkungan. Banyak saudara kita lain agama jadi tidak tertarik pada kita. Di Mushola kami, Speaker luar/pengeras suara hanya dilakukan saat2 adzan dan saat hari2 besar Islam saja. Padahal non Muslim di daerah kami hanya 10 %.
Ok. Salaam.
Welcome mbak Nia.....
emang dulu waktu kecil...waktu dijawa...kalo ada orang meninggal..selalu dikumandangkan ayat-ayat suci....sama ya.....
BTW..buat temen-temen..mbak Nia ini tiap hari ketemu dkantor tapi paling cuman 2jam sehari..ngobrolnya juga sebentar hehehe..
walaikum salam wr wb
yang penting semua bisa memilah mana yang baik kan pak
slam kenal terimakasih sudah berkunjung....nambah teman
Betul ! Islam adalah rakhmatan lil 'alaamien. Jadi sebarkan senyum dan salam tanpa harap. Tq. Salaam.
Mas Gogod, kami di negeri orang ini rindu serindu-rindunya mendengar adzan, iqomat, nasyid dan tilawah dilantunkan di mesjid.......
Gitu ya mbak?
emang orang kayak aku ini kadang baru inget kalo punya hidung setelah pilek
hehehe....
Posting Komentar