
Rating: | ★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Parenting & Families |
Author: | Dessi Danarti |
Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya,aku ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya
Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang daun telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan daun telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan daun telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan daun telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah ... bahwa sang ibu tidak memiliki daun telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.
-------------
cerita yang menggambarkan, tentang betapa besar kasih sayang seorang ibu
semoga kita tidak melupakan bagaimana perjuangan dan kasih sayang seorang ibu untuk anaknya
Beberapa artikel didalam buku ini bagus sekali , mestinya dapat




secara keseluruhan masih ada beberapa artikel yang kurang menggingit, sehingga sedikit membuat pembaca yang tadinya begitu "wow"





|
17 komentar:
semua pasti karena cintanya.
iya mas wahyu...kasih sayang ibu memang luar biasa.....
hiks hiks hiks, terharuwwww, kasih ibu emang deh, gak bisa diungkap dg kata2, bintangnya 10 daaah
mau tak kasih handuk apa tisu......????
ibuuu... harusnya baca di rumah neh bukan di kantor... *ambil tisu dan ngusap wajah*
kan pake buku merahnya gak ketauan pakdhe, ^^,
nandri : oiya nggak ketok ya.....
daffari : abis baca...liatin ibu tidur ...... inget perjuangan beliau...
pakde bikin saya kangen rumah neh... udah beberapa pekan saya ga pulang neh...
baru berapa pekan...aku dah berapa bulan neh.....
yang penting jangan sampai kita lupa....kalo emang belum ada kesempatan,
mau gimana lagi...
waduh, klo saya mungkin lebih tepatnya ga mau maksain diri kali ya...
Baru membacanya pagi ini.... sambil menemani si sulung sarapan...
*banjir airmata*.
Saya bisa memahami kenapa ibu itu melakukannya tapi bertanya dalam hati, mampukah aku berbuat sama sepertinya...
Seneng yah yang masih punya ibu... Ikut mendoakan semua Ibu dari saudara dan rekan2 semua yah... agar diberi usia yang berkah, anak2 yang sholeh dan sholehah... dimudahkan dalam menjalani hari2 tuanya....
@mb. Lulu': amin... berbahagialah yang masih punya ibu... masih diberi kesempatan untuk memberi perhatian dan kasih sayang...
yang ibu lakukan tuk kita kadang sepele tp coba klo ibu nggak ada baru kerasa beratnya hik...hik... ibu memang segalanya ....
Nina : semua ibu pasti begitu termasuk nina, anak kok yang merasakan
lulu : amiin, makasih doanya ya..
b,yanti : semoga aku juga bisa membahagiakan ibu ya...tinggal ibu nih..
elok: setuju banget..yang paling gampang aja..kadang kita inget punya hidung, kalo lagi pilek aja.....
Amin... pak Go2d, amin...
Kasih Anak Sepanjang Jalan....Kasih IBU Sepanjang MASA .........
Posting Komentar