Kamis, 29 Juli 2010
Senin, 26 Juli 2010
Gusti Allah kok di-apusi
"Alhamdulillah, kabar baik mbak, gimana tambah ramai to jualannya?" sambil duduk si Fulan menjawab.
" Alhamdulillah, rezeki sudah ada yang ngatur mas, yang penting kan kita harus bersyukur,dan menikmati yang sudah Allah berikan, mas Fulan kok lama nggak kesini, la rokok-e yang tak pajang ki nggak ada yang beli ini kalau bukan mas Fulan yang beli" jawab ibu penjaga warung dengan ramahnya
Setelah duduk, fulan menjawab "lagi pengin ngurangi bu, kopi satu ya ......."
Belum selesai ngomong, terdengar suara dari sudut warung " iya ngurangi itu mbak, ngurangi beli, ngurangi rokok temen....." kontan yang ada di warung jadi sumringah, ngetawain Fulan
Sebenarnya Fulan sudah tidak sabar lagi tuk marah, tapi begitu dilihat orang yang ngomong dia malah nyamperin sambil cengengesan " waaaah mas wakidjan bisa aja...... apa kabar mas, long time no see...."
Akhirnya terjadilah acara kangen kangenan dua "anggota warung kopi"
"Aslinya, aku pengin berhenti ngrokok tenan mas, tapi kok ya susah banget ya, mana kadung janji ...." kata si Fulan
"Y aaa itu bagus, tapi yo niatnya harus kuat, kalo mau berhenti ngerokok, ya harus dari diri sendiri to yoooo, kalo niatnya setengah setengah ya sami mawon sama saja bo'ong" jawab wakidjan cuek
"Beneran mas, tanya aja sama siapa aja, aku dah nggak beli rokok lagi" Fulan mulai serius
"iyaaa percaya, tapi kalo pengin..., kamu minta sama temen yang deket kamu to ?
malah tambah ra nggenah, mulut sama asbak kok nggak ada bedanya" wakidjan kumat ngomelnya.
Fulan diem aja denger omelan Wakidjan, wong dari dulu Fulan nggak pernah menang kalo ngomong sama Wakidjan, dan pasti kena skak math....

Dengan segala ke-cuek-an wakidjan, dia sodorkan rokok ke Fulan
"dah niiiiiihhhhh, ngopi itu enaknya sambil nglepus...wis nikmatin aja..... habis ini baru tebus kuwi dosa dosamu......... nggak usah pakai janji janji lagi,,,,,,, lawong gusti Allah kok diapusi....."

Rabu, 14 Juli 2010
Petruk Dadi Ratu

http://celetukansegar.blogspot.com/2009/06/petruk-dadi-ratu.html
petruk dadi ratu x2
nyangga pincuk udut crutu
ratu suralaya
patuhe narada
yen lungguh x2
sikil jigang munggah meja
cengengas cengenges
tambur kon nabuh dewa
jreng jreng jreng....
petruk dadi ratu x2
nyangga pincuk udut crutu
dewa dewa bingung
petruk ngaji mumpung
dipolne dipolne
nggone dadi jalwa tukung
mbendino mangan
nganti wetenge mlembung
jreng jreng jreng....
petruk dadi ratu x2
nyangga pincuk udut crutu
dadi ra karuan
ilange tatanan
ukume kuasa
wekasan si bagong teka
si petruk digeret
bali dadi menungso
jreng jreng jreng....
Rabu, 07 Juli 2010
Agar Futur Tidak Menghantui
http://www.dakwatuna.com/2009/agar-futur-tidak-menghantui/
Fiqih Dakwah
29/4/2009 | 05 Jumadil Awal 1430 H | Hits: 9.032
Oleh: Mahfudz Siddiq, MSi.
Penyebab Futur
Pertama, berlebihan dalam din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)
Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)
Ketiga, memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah (Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari organisasi atau berjamaah)
bergemingnya hidup sendiri.”
Keempat, sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan kehidupan akhirat)
Kelima, melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian)
Keenam, masuknya barang haram ke dalam perut (Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi haram)
Ketujuh, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. (Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah)
Kedelapan, bersahabat dengan orang-orang yang lemah (Berteman dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah)
Kesembilan, spontanitas dalam beramal (Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i)
Kesepuluh, jatuh dalam kemaksiatan (Meremehkan dosa dan maksiat)
Cara Mengobati Kelesuan
Saudaraku…
Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.
Pertama, jauhi kemaksiatan
Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam
Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik
Keempat, menjauhi hal-hal yang berlebihan.
Kelima, melazimi Jamaah
Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang
Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja.
Kedelapan, memilih teman yang shalih
Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang mubah
Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka
Fiqih Dakwah
29/4/2009 | 05 Jumadil Awal 1430 H | Hits: 9.032
Oleh: Mahfudz Siddiq, MSi.
Penyebab Futur
Pertama, berlebihan dalam din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)
Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)
Ketiga, memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah (Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari organisasi atau berjamaah)
bergemingnya hidup sendiri.”
Keempat, sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan kehidupan akhirat)
Kelima, melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian)
Keenam, masuknya barang haram ke dalam perut (Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi haram)
Ketujuh, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. (Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah)
Kedelapan, bersahabat dengan orang-orang yang lemah (Berteman dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah)
Kesembilan, spontanitas dalam beramal (Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i)
Kesepuluh, jatuh dalam kemaksiatan (Meremehkan dosa dan maksiat)
Cara Mengobati Kelesuan
Saudaraku…
Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.
Pertama, jauhi kemaksiatan
Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam
Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik
Keempat, menjauhi hal-hal yang berlebihan.
Kelima, melazimi Jamaah
Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang
Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja.
Kedelapan, memilih teman yang shalih
Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang mubah
Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka
Sabtu, 03 Juli 2010
Saat membuka buku harian ....
Ketika sedang membongkar lemari , banyak sekali buku buku lama yang entah masih dipakai atau tidak, beberapa buku bahkan terlihat kuning, tapi ada satu buku yang sepertinya menarik untuk dibuka ........................
Ternyata buku harian...., lembar demi lembar dibuka, ternyata di tengah lembaran buku terselip sepucuk surat.
Dari kertasnya, Wakidjan segera teringat kenangan dulu dengan pacar pertamanya, anak penjual buah, dan ini surat "kemarahan: pacarnya, karena Wakidjan menduakanya
Dear BELEWAHan hatiku....
Wajahmu memang MANGGIS, watakmu juga MELONkolis,
tapi hatiku NANAS karena cemburu, SIRSAK napasku, hatiku ANGGUR lebur.
Ini DELIMA dalam hidupku, memang SALAKku,
Tak kuhiraukan saat kau APEL malam minggu.
Ya Tuhan, mohon BELIMBINGAN-Mu,
kalo memang perPISANGan ini baik utkku,
SEMANGKA kau bahagia dengannya
SAWOnara.

Ternyata buku harian...., lembar demi lembar dibuka, ternyata di tengah lembaran buku terselip sepucuk surat.
Dari kertasnya, Wakidjan segera teringat kenangan dulu dengan pacar pertamanya, anak penjual buah, dan ini surat "kemarahan: pacarnya, karena Wakidjan menduakanya

Wajahmu memang MANGGIS, watakmu juga MELONkolis,
tapi hatiku NANAS karena cemburu, SIRSAK napasku, hatiku ANGGUR lebur.
Ini DELIMA dalam hidupku, memang SALAKku,
Tak kuhiraukan saat kau APEL malam minggu.
Ya Tuhan, mohon BELIMBINGAN-Mu,
kalo memang perPISANGan ini baik utkku,
SEMANGKA kau bahagia dengannya
SAWOnara.


Langganan:
Postingan (Atom)