Dalam keseharian, ucapan terimakasih. seolah sudah menjadi bagian dari percakapan .
Terlebih dalam lingkup profesi sebagai pelayan, apalagi setelah setelah meminta tolong, atau berkomunikasi baik melalui telephone ataupun langsung, memang lebih nyaman mengakhirinya dengan ucapan terimakasih.
Suatu saat saya bertemu dengan seseorang yang kemudian kami sering berdiskusi.
Ada hal yang paling indah yang membuat saya selalu terkenang dan ingin sekali mengikutinya.
Diakhir pembicaraan kami, dia selalu mengatakan, " maaf lahir batin ya"
awalnya saya sempat bertanya, "apanya yang salah?"
Menurutnya, mungkin selama berinteraksi, ada hal hal yang meski sedikit membuat ketidaknyamanan, sehingga tidak ada salahnya meminta maaf.
Saya pikir benar juga....,
hingga akhirnya, kalimat itu seperti menjadi sebuah standard, begitu kami mengakhiri pembicaraan, seolah saling berebut menyampaikan, "terimakasih ya....maaf lahir batin..assalamualaikum"
Kenapa kita tidak budayakan saja, meminta maaf tidak harus menunggu hari raya Idul Fitri, atau menjelang Ramadhan,
setiap saat ada kemungkinan kita berbuat salah, dan belum tentu kita akan bertemu Ramadhan atau Iedul Fitri berikutnya.
7 komentar:
Setuju banget, budayakan kata2 maaf lahir batin, gak hanya dari mulut tapi juga dari hati....
Mumpung suasana Ramadhan, maaf lahir batin ya....
Sami sami bu, maaf lahir batin juga
sepertinya dah mulai kembali ke MP nih?
yap.. makasih banyak.
terimakasih kembali
Hmm...yak setuju setuju. Bisa dibudayakan mulai sekarang. Terimakasih
Terimakasih kembali,
kalimat kan bisa diubah dgn gaya masing masing yang penting maknanya
ya..
Posting Komentar