
Belum pernah saya menemui sebuah referensi yang menyatakan bahwa bumi akan bertumbuh atau berkembang, dalam arti kata, ukuran bumi tidak akan berubah.
Yang ada justru daratan yang semakin mengecil, berarti tempat untuk hunian manusia akan semakin berkurang.
Sementara jumlah manusia akan terus bertambah.
jika diibaratkan bumi sebagai sebuah mangkuk, dan manusia adalah apa yang ada di dalam mangkuk tersebut, tentunya kiita lebih mudah membayangkan, bagaimana mangkuk itu akan terus padat dan penuh sesak.
Mungkin ada yang mengatakan "bukankah manusia juga akan mati dan digantikan oleh bayi bayi yang baru lahir?'
Memang benar, tapi adakah keseimbangan antara kematian dan kelahiran? ditambah lagi aspek lain, dimana tingkat pembangunan dan perusakan akan daratan juga begitu besar.
Kalu kita melihat data statistik berikut, kita , dapat melihat dari satu sisi saja, bagaiman bumi akan menjadi lebih padat, Data diambil dari situs BPS disini

Meski persentasi pertumbuhan penduduk menurun, tetapi tidak ada yang bernilai negative, sehingga kepadatan tetap saja bertambah
Lalu apa kaitannya dengan bencana ??
Mungkin sudah bisa ditebak, bencana sebagai salah satu "alat" dari Allah swt untuk mengurangi jumlah penduduk yang paling efektif,
pertanyaannya adalah, kenapa bencana itu terjadi di Indonesia? tidak ada yang bisa menawab dengan pasti.
Satu hal yang bisa kita lakukan hanyalah dengan semakin berserah kepada Allah dan menerima apa yang diberikan Allah dengan ikhlas.
Lalu bagaimana kaitannya dengan Allah memberikan kelebihan kepada manusia yang membedakan dengan makhluk lain, yaitu berupa akal dan pikiran ?
Sebuah opini yang mungkin berbeda dengan beberapa orang ?
Sebelumnya mari kita lihat fakta dibawah ini :
- Data diatas dengan gamblang menjelaskan , bahwa pertumbuhan itu harus ditekan, sumber daya alam harus dipertahankan
- Begitu menurunnya moral generasi muda (meski tanpa data yang pasti, saya yakin kita sepakat akan hal ini ), kelahiran diluar nikah, banyaknya ditemukan bayi tanpa orang tua
- Masih banyaknya mereka yang hidup dalam kemiskinan
Dari tiga point diatas, saya sangat tidak sependapat dengan mereka yang memiliki kemampuan secara materi maupun non materi berkata " saya sangat ingin memiliki anak sebanyak banyaknya"
dari pernyataan diatas, saya tidak melihat makna nikmat Allah yang diberikan kepada kita , yaitu akal dan kemapuan berpikir yang lebih dibanding makhluk lainnya.
pernyataan yang menurut saya hanyalah didasri oleh nafsu & ego
Untuk apa memiliki anak banyak?, kalau alasannya untuk membentuk sebuah "komunitas',
lalu bagaimana dengan anak anak disekitar kita yang masih memerlukan perhatian, dengan segala kekurangannya?
Cukupkah mereka kita berikan santunan untuk biaya sekolah?
Bukankah akan lebih berharga, jika anak anak tanpa orang tua, "dibawa masuk" menjadi sebuah keluarga, tentunya selain kebutuhan materi terpenuhi, mereka yang "membawa masuk" kedalam keluarga mereka, juga bisa bersedekah rohani, membentuk jiwa mereka, atau mungkin menumbuhkan mujahid mujahid kecil yang tangguh.
Sebagai penutup tulisan ini, mingkin kita bisa menjawab pertanyaan berikut:
Keturunan atau lingkungan yang mampu membentuk jiwa seseorang ?
Keturunan atau lingkungan yang mampu membentuk jiwa seseorang ?
4 komentar:
ditunggu action nyatanya... :-))
wah..kayaknya emosi nih.....
tapi temenin ya....?
dasar pembentuk sifat adalah dari keturunan, walau lingkungan memiliki andil dalam upaya pembentukan...namun hal itu masih rentan...pembentukan sifat dari lingkungan sangat mudah berubah karena qualitasnya harus didukung dari sifat dasar yang dikolaborasi terhadap nenek-kakek-moyangnya....silahkan adakan reset keturunan...hehehehhe
wah..bukan ahlinya nih hehehe..
tks tambahan infonya...
Posting Komentar