Minggu, 28 Juni 2009

Kisah Taubat Sang Pendosa Besar

Rating:★★★★★
Category:Other
Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al-Khudri r.a., Nabi SAW bersabda,
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ’Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, adakah taubatnya akan diterima?’ Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa.

Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ’Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’ Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya.. Siapakah yang menghalanginya untuk bertaubat? Pergilah ke daerah ini kerana di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang terdahulu kerana daerah tersebut adalah daerah yang jahat.’

Lelaki inipun lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Malaikat Rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah’. Sedangkan Malaikat Azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun’.

Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pendamai. Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jahat yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak ke atas orang ini.’ Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju! Oleh karena itu rohnya dibawa oleh Malaikat Rahmat.”

(HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

5 komentar:

Malin Kundang mengatakan...

Saya pernah mendengar kisah ini, tapi versi yang saya dengar, si tukang sembeleh ini matinya persis di tengah-tengah jarak antara dua kota, jadi kedua malaikat perlu mengukur ulang, dan pada saat itulah Allah menggeser bumi, demi mendekatkan si penyembelih bertobat ini satu langkah lebih dekat ke kota taqwa.

Pelajaran yang saya ambil, begitu berharganya niat baik di mata Allah. Begitu pengasih dan penyayangnya Allah itu bagi mereka yang bahkan cuma modal niat.

alumni smansa93 mengatakan...

ibu guru agama kita pernah menceritakan kisah ini di kelas 1 SMA dulu om... bab tentang islam, iman dan ihsan kalau nggak salah.. ada satu contoh kasus lagi yg beliau ceritakan waktu itu... ada seorang yg bukan ahli ibadah, selama hidupnya dia tidak pernah mau untuk beribadah kepada Allah. Sampai suatu ketika sebelum ajal, dia mewasiatkan anaknya, jika ia mati dimintanya anaknya untuk membakar tubuhnya kemudian menyebar2kan abunya di beberapa kota. krn dia takut Allah menemukan dirinya dan menghisabnya.

Dan di akhir kisah tsb, Allah mengumpulkan abu dari orang tsb dan memasukkan dia ke dalam surga. alasannya, ternyata sebelum meninggal orang tsb sebenarnya mengakui keberadaan Allah dengan rasa takut yg dipunyai itu, yang kalau diasah dgn baik... rasa takut itu akan melahirkan Iman.

matur nuwun sharenya... jadi ingat pelajaran kelas 1 SMA dulu...^____^...
Semoga tulisan ini tidak menjadikan kita bersantai2 dalam beribadah di masa muda... karena usia manusia, hanya Allah yang tau...

gogod s mengatakan...

i do believe

gogod s mengatakan...

amiin,
.
setuju , urusan mati kan nggak ngeliat tua atau muda...

asrul hanafi mengatakan...

Setuju skali nih, Palagi jaman skrg bnyk manusia yg lupa shingga lupa kl qt hidup hanya smtr mas...