Selasa, 02 Oktober 2007

Berebut maaf

Rating:★★★★★
Category:Other
"Ya sudah, biar aku tunggu sambil duduk merebahkan diriku dipintu, agar aku dapat mendengar jika suamiku mengetuk pintu" Begitu pikir Aisyah ketika Rasulullah tidak juga pulang sampai larut malam.
Aisyah yang dari siang bekerja berat mengaduk tepung untuk dibuat roti sebagai persedian makan untuk beberap hari, akhirnya tak kuasa menahan kantuk hingga tertidur

"Kasihan istriku, ia pasti cemas menungguku, aku terlalu sibuk menjawab pertanyaan sahabat-sahabatku dan beberap yang baru masuk Islam" Demikian pikir Rasululullah, sambil berusaha berjalan secepat mungkin.
Setelah tiga kali mengetuk pintu dan mengucapkan slam tidak juga dibukakan pintu, Beliau duduk ditanah dan bersandar dipintu sambil membayangkan wajah istrinya tertidur pulas.
" kasihan dia, Mungkin isitriku tertidur karena capek menungguku, biarlah ia tidur karena telah melayani dan membantuku. Aku berbaring disini saja agar besok, ketika istriku mengambil air wudlu aku dapat mendengarkannya". Beberap saat lemudian beliaupun tertidur pulas.

Dua insan yang dimuliakan Allah SWT tengah tertidur pulas, satu bersandar di pintu bagian luar dan yang satu dipintu bagaian dalam. Tidak ada prasangka diantara mereka, berdua telah berkomitmen untuk mengabdikun hidup untuk perjuangan agama, secara ikhlas.

"Apakah suamiku tidur dirumah sahabat, padahal ini tidak pernah ia lakukan?" pikir Aisyah ketika ia akan mengambil air wudhu sambil membuka pintu. " Astagfirullah" Rasulullah terjatuh hingga terbangun.
"Subhanallah" seru Rasulullah kaget.
"Astagfirullah, maafkan aku, suamiku" ucap Aisyah berulang-ulang.
"Tidak, aku yang salah, maafkan aku istriku" kata Rasulullah sambil bangkit dan duduk ditanah.
" Maafkan aku yang tidak sabar menunggumu tadi malam, sehingga aku tidak mendengar kedatanganmu dan membuatmu terpaksa tidur diluar" ucap Aisyah sambil meneteskan airmata.
Perlahan Rasulullah memegang bahu istrinya untuk merenggangkan pelukan istrinya, kemudian dengan lembul memegang pipi Aisyah sambil mengusap airmatanya, beliau berkata, "Tidak, aku yang salah. Maafkan aku yang telah membuatmu menunggu terlalu lama karena aku lupa waktu, melayani para sahabat"
"Aku yang salah, maafkan aku" ucap Aisyah, Rasulullahpun membalas dengan meminta maaf. Sesaat mereka saling berpelukan, lalu Rasulullah mengajak " Ayo kita ambil air wudlu dan melakukan sholat tahajud". Kemudian dua insan luar biasa ini berjalan menuju sumur.

dari kisah diatas, sering kita mengalami dalam kehidupan kita, baik bersama keluarga, tetangga, rekan kerja, atau siapa saja, mampukah kita mencontoh Rasulullah dalam meminta maaf yang sesungguhnya?

terkadang terlalu berat untuk meminta maaf, apalagi jika merasa paling benar,olehnya bukalah hati kita yang terkadang keras seperti batu
( Silaturrahim, Edisi 2 Th IV/Sept 2007 )

Semoga meminta maaf bukan sekadar tradisi, atau tuntutan pekerjaan ,
semoga kita mampu meminta maaf dari hati ....

8 komentar:

Dian Utami mengatakan...

Subhanallah....

gogod s mengatakan...

Bisa nggak kita ngikutin ya..?

lulu godwin mengatakan...

Lulu yakin... mas pasti bisa...

gogod s mengatakan...

Amiin

dudy lastawan mengatakan...

pribadi pilihan Allah yang sempurna

gogod s mengatakan...

setuju.....

dinar Kusuma mengatakan...

Subhanallah.. I love Rasulullah... I love ALLAH yang Maha Baik...dan Luar Biasa..

gogod s mengatakan...

yups...bener bener teladan.....