Minggu, 16 Oktober 2011

[ETISOPPO] Balada triMAN sOePraSto

Kurang lebih jam tujuh pagi di hari minggu, ketika pengendara sepeda motor masuk ke sebuah warung makan. Pakai jaket lengkap masih dengan sarung tangan dan masker menutupi mulut dan hidung. "Orang baru ya mas?"seperti biasa, Wakidjan , pengunjung tetap warung itu menyapa orang yang baru dilihatnya.

"iya mas, baru pindah" jawab orang itu sambil memesan makanan.

"Hari minggu kok kerja, ini baru berangkat kerja mas, masih bujang ya, kok sarapannya di warung? " Seperti biasa wakidjan menginterogasi dengan gayanya yang sok akrab.

 "Resiko terima gaji mas, bakatnya jadi pegawai je, ya harus dinikmati, ini juga baru pulang. Dirumah nggak ada yang masak, wong saya kost, anak ma istri ngak saya ajak pindah, ribet wira wiri nya, apalagi mindahin sekolah anak "Jawab orang itu , sambil menikmati sarapannya

'Kenalin mas, saya wakidjan"
kata wakidjan setelah melihat orang itu selesai makan.

"Saya triMAN sOePraSto" jawab orang itu sambil menawarkan rokok yang sudah pasti disambar dengan cepat oleh wakidjan

"Wah kalo pegawai pindahan biasanya gajinya gedhe ya mas, tapi kok naik motor, nge-kost lagi, boss ku itu dah gaji gedhe, dapat mobil dinas, rumahnya dah disiapin kantor" komentar wakidjan.

"Yaaa itukan boss njenengan mas, lagian beda lah mas, tiap perusahaan kan punya aturan masing masing,tergantung kemampuan perusahan" jawab trimans sedikit diplomatis" wahh, dah ngantuk nih saya duluan ya"

"Oke deh, Bulok (bujang lokal) kan mas? Ngobrol aja disini kalo nggak ada kerjaan, dari pada nganggur dikost kost-an" wakidjan mulai menawarkan kebiasaannya

'Iya mas, makasih, nanti kalo senggang boleh dah kita nongkrong disini, biasanya sabtu minggu saya nyuci baju sama setrika, yaaaa itung itung ngisi waktu luang" Trimans menjawab tawaran Wakidjan, sambil keluar warung

Setelah agak lama, Wakidjan keluar sambil manggil manggil Triman, tapi dah nggak kedengaran. Rupanya dompetnya Triman jatuh waktu habis bayar tadi. Dicari alamatnya didompet tapi gak ketemu pas liat kartu nama didalam dompet, Triman kaget "walah mas Triman ki Manajer to berarti boss no?"

"Manager kok ndeso ngono to, minggu minggu kerjo, nginep lagi, naik motor, ngekost, nyuci stetrika sendiri,kok mau maunya ya " Panjul disebelah Wakidjan berkomentar

"Wah njenengan ki kewalik mas, nek i think. . . ."Wakidjan kumat dengan gayanya ke inggris-inggrisan sesukanya" itu the name also low profile (namanya juga low profile), ingatase pejabat dia kerja keras sampai hari libur aja kerja,artinya wonge tanggung jawab,mau prihatin, nek masalah nyuci setrika, la kan tadi katanya buat ngisi waktu luang, apik to, timbangane kluyuran gak karuan, La njenengan luwih seneng liat pejabat pejabat yang memanfaatkan fasilitas kantor buat pribadi kae po?"

"Tapi kan nggak pantes mas dilihat anak buahnya ato mungkin pelanggan perusahaannya" Panjul masih sewot

"Sak karepmu lah , epribadi has mirror eye alone alone (setiap orang kan punya kacamata sendiri sendiri), dont judge abook from the koper" jawab wakidjan tambah nemen kumatnya

"Lo sampeyan ki kok mbelani to, lagian salah tuh ngomongmya itu kaperr bukan koper, nggaya tenan" temennya tambah sewot

"wis to, ojo nesu nesu, sebenarnya aku juga setuju sama njenengan, tapi denger omongan mas Triman tadi , koyoke kita harus terapi berpikir positif, melihat dari sisi sebaliknya,sisi baik, nek kata mas Adjie cah Jogja sing ngetop kae, katanya ETISOPPO (OPPOSITE),lebih enak mas, lebih kreatif, nggak bikin ruwet pikiran, lebih mudah untuk bersyukur, semua pasti ada hikmahnya kok " kata Wakidjan sambil megang megang kerah bajunya

"Walaaahhh gayamu jaaaan jaaan, kesambet apa to, kok tumben omonganmu rada pener" ibu penjaga warung nggak kuat nahan untuk tidak berkomentar

"Sempruuul, dah sini pinjem henpon nya, buat nelpon mas Triman, kasihan nanti bingung nyari dompetnya" Tanpa menunggu persetujuan, diambilnya telephone yang digeletakkan temennya di meja