Sabtu, 08 November 2008

nggak mau ah jadi laki-laki normal

"setiap suami sebejat apapun, dia pasti menyayangi istrinya, bahkan pada saat dia sedang berselingkuh, pada saat dia sedang bersama orang lain, "feel guilty" itu pasti ada, terlebih ketika sampai terjadi layaknya hubungan suami istri, pada saat itu dia pasti akan teringat istrinya" begitu kata seorang teman ketika kami sedang berkumpul setelah sekian lama tidak ketemu

Seperti biasa , akupun menanggapinya dengan senyum ... dan mencoba mengalihkan pembicaraan dengan saling mengejek....agar pembicaraan tetap lancar dan tidak membuat kesalah pahaman, biasanya ini berhasil...

cuman kepikiran aja " apa iya sih?"
( tapi blass nggak ada niatan pengin ngebuktikan....suerrrrrrr, semoga Allah terus menjaga)

Banyak hal - hal aneh tentang definisi LAKI-LAKI NORMAL, yang buat aku "kok gitu"
beberapa contoh:
dalam sebuah perjalanan dinas, seseorang bisa begitu mesra menerima telepon istrinya dengan kalimat yang begitu romantis... sayang...cinta...
(menurutku.....soalnya nggak biasa romantis...)
begitu malam tiba, "eh bisa nggak yah diperpanjang satu hari...ada si ini tuh, bisa tuh"
dan itu katanya laki-laki normal, kalau lagi jauh ma istrinya....dan memiliki kesempatan

ada lagi
dilapangan golf, kita kesana aja, kedi-nya cantik-cantik,
di rumah makan...pelayannya cantik-cantik loh
kalau ada yang nggak mau diajak ke karaoke yang ada pelayannya wanita dengan pakaian seksi, dibilangnya..nggak normal tuh, anggota ISTI (ikatan Suami Tkut Istri)...walah..

Atau ketika ada seorang wanita yang mencoba mendekati, pasti dibilang udah sikaat aja
atau..ah nggak normal lo..masak cewek udah kek gitu lo biarin
---
apa semua itu indikator laki-laki normal?

embuh ah...
kalo itu indikatornya....
rasanya kok aku belum bisa menerima yah?
mungkin karena badanku kecil, mungkin juga karena aku pengecut, penakut, dan pe pe yang lain.....
mudahan tetep "terjaga"....
kalau ternyata laki-laki normal seperti itu......semoga aku tidak menjadi "laki-laki normal"





Senin, 03 November 2008

Coba lihat ke sekitarmu..

Rating:★★★★
Category:Other
Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya.
Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan seorang guru


"guru..," katanya.
"Apakah guru bisa memberi saya satu alasan yang baik  untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?"


Jawaban Sang Guru sangat mengejutkan.


"Coba lihat ke sekitarmu.. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?"..    


"Ya," jawab pria itu.

"Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara  sangat baik.

Aku  memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah.

"Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.


"Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu. Tapi Aku  tidak menyerah.


Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah," katanya.


"Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.

Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.


Allah tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Nya, "kata Sang Guru kepada pria itu.


"Tahukah kamu, anakku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?"


"Allah tidak meninggalkan bambu itu. Allah juga tak akan meninggalkanmu."


"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," lanjutnya
"Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah."

"Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi."


"Saya akan menjulang setinggi apa ?" tanya pria itu.

"Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?" Sang Guru balik bertanya


"Setinggi yang bisa dicapainya," jawab pria itu.


"Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Allah,  dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu," Sang guru mengakhiri percakapan.


Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.