
Paling enak memang melihat kesalahan orang lain, apalagi yang salah itu publik figur, pejabat.
seperti halnya yang pernah saya tulis disini.
Bahkan kita membicarakan kesalahan itu dengan penuh semangat, selah sama sekali tidak pernah melakukannya.
Padahal, tidak selamanya "orang kecil" tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh "orang besar", hanya porsi dan tempatnya saja yang berbeda, tetapi jenis yang dilakukan TIDAK JAUH BERBEDA
Ada beberapa hal yang pernah saya temui dan sempat masuk dalam catatan saya, sebagai pengingat diri sendiri, untuk berusaha menjauhinya
1. Ngobrol di jalan
apa salahnya ngobrol di jalan ?
tetapi jika itu dilakukan sementara sedang mengendarai sepeda motor,
tidakkah kita menyadari bahaya yang akan timbul,
baik bagi diri kita sendiri, maupun orang lain.
2. Seorang oknum mahasiswa, ketika diminta untuk antri mengatakan
" ini jaman reformasi mas"........
waduh... apa sih maksudnya reformasi?,
kalau dilihat dari bahasa, jelas bukan berarti "tanpa aturan"
3. Seorang oknum wartawan ketika diminta menunjukkan identitas,
malah mengatakan "saya ini wartawan"
apakah profesi wartawan berarti bebas dari aturan....?
Lebih memprihatinkan lagi, ternyata oknum wartawan tersebut,
setelah "dipaksa" memperlihatkan tanda pengenal,
dia menyalahgunakan dokumen yang tidak sesuai dengan tanda pengenalnya
4. Oknum yang berstatus karyawan, datang terlambat, pulang sebelum waktunya,
menggunakan telephone kantor untuk keperluan pribadi
bisakah ini dikatakan sesuatu yang wajar?
mengenai hal ini,
saya sangat terkesan dengan seorang pimpinan perusahaan asing, yang
mengatakan "this is not fair", ketika kami berbincang tentang karyawan
yang melakukan usaha sampingan pada jam kantor.
5. Seorang oknum staff yang berhubungan dengan perusahaan lain (vendor)
mengatakan " eh belikan makan dong " pada saat selesainya urusan perusahaan.
yang menjadi majikan kan perusahaan dan perusahaan,
la kok karyawan ikutan minta bagian ?
6. Seorang oknum sopir angkutan umum,
yang memodifikasi lampu rem menjadi hanya satu
dan warnanya menjadi seperti lampu penunjuk arah untuk berbelok
bukankah ini sangat berbahaya?
7. Soeorang oknum pekerja bangunan
Disaat waktunya bekerja, menggunakan waktu istirahat lebih lama
membuat pekerjaan yang seharusnya sudah selesai, menjadi harus bertambah hari
Dari peristiwa diatas, ternyata, nggak ada bedanya kok mau orang besar atau orang kecil, sama saja, yang namanya kesalahan ya tetap kesalahan
Apa yang biasanya disebut dengan "Kelemahan, kekurangan", dijadikan modal untuk berkuasa dan bertindak dengan hal - hal yang tidak benar
Kekuasaan, tidak berarti harus pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan
kekuasaan adalah tentang kesempatan dan kemampuan melakukan sesuatu,
Kalau pemimpin dalam lingkup yang besar, tentunya kekuasaan itu akan begitu jelas terlihat.
Jika seorang yang setiap harinya berkutat dengan hitungan jutaan dia melakukan penyelewengan dalam jumlah yang besar, tidak ada bedanya dengan orang yang sehari-harinya menghitung ribuan dan menyelewengkan dalam jumlah ribuan.
sama-sama menyelewengkan....
Andai aku dia:
semoga tidak terlena dalam "kekuasaan" dan kesempatan dalam menjalani setiap langkah kehidupan, karena tidak menutup kemungkinan, pada saat saya merasa kecil, merasa tidak berdaya ternyata justru saya memanfaatkan kekecilan dan ketidak berdayaan itu sebagai "kekuataan" untuk semena-mena