Minggu, 30 Maret 2008

GeMuJeng : Adigang Adigung Adiguna






"Saya ini Anggota DPR....., siapa namamu?"
kalimat ini tahun 90-an sering banget saya dengar, diawal-awal kerja
Biasanya pada saat oknum ini menginginkan untuk "melewati" aturan
menghadapi orang-orang seperti ini saya hanya bereaksi
menyebut nama lengkap sambil melepas ID dan berkata, ini nama lengkap saya, no pegawai juga ada disini...."

kenapa begitu? ya mau apa lagi, wong memang sudah aturannya kok, lagian siapa sih DPR?
dimana-mana yang namanya wakil itu lebih rendah dari yang diwakili, lah katanya DPR itu wakil rakyat, harusnya kan orang itu "ngajeni" yang di wakili...
"Kamu nggak tahu siapa saya?"
Kalimat seperti ini, lumayan sering juga, biasanya keluar dari oknum pejabat dan oknum "anggota" militer, bahkan seorang senior saya sempet sambil dipamerin (ditodong) senjata.
kasusnya sih sama aja, nggak mau nurut aturan, mau tahu respon saya?

yups..saya jawab aja "saya nggak tahu pak/bu"..thats all
aneh juga nih orang, wong ada yang nggak kenal kok dimarahi...
Seorang pimpinan disatu instansi atau perusahaan kan ngetop dan punyak "kekuasan" hanya di tempat dimana dia menjabat, diluar itu ya sama aja ma orang lain.kan dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.....lali yooo

"Kenapa kamu bikin ini, udah biarin aja..."
Kalau yang ini respon seorang teman, ketika sebelum saya keluar dari tempat saya bekerja, saya membuatkan sebuah buku panduan singkat tentang pekerjaan, dan beberapa tehnis pekerjaan (kebetulan waktu itu yang dapat pelatihan baru saya"
Menurut teman itu, ditempat kerjanya, jika seorang staff/karyawan memiliki keahlian khusus, tidak disampaikan kepada orang lain, dengan tujuan, setiap masalah itu timbul maka "dia" akan menjadi seorang "yang sangat diperlukan"
wah..kalo saya ya emoooooh, rugi nggak bisa istirahat, nggak bisa mendelegasikan tugas.
kalau banyak yang tahu bagaimana melaksanakan pekerjaan, kan malah jadi banyak yang bisa bantu kalau lagi perlu

Dari pengalaman diatas jadi inget,
ada pepatah
ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA (baca : ADHIGHANG ADHIGHUNG ADHIGHUNO)

Dari beberapa sumber saya mendapati makna ungkapan yang satu ini :

ADIGANG = kekuwatane (kekuatannya)
ADIGUNG = Gedhene (kebesaran atau kekuasaannya)
ADIGUNA = Kepinterane (kepandaiannya)

Sedangkan bila disatukan, adalah kekuatan, kekuasaan dan kepandaian. Namun pesan yang tersirat didalamnya akan menjadi seperti ini :

"Jadi orang janganlah sombong, jangan mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepandaiannya sendiri."

Itu makna yang tercermin dalam peribahasa satu ini...




Andai Aku Dia :
Mudah - mudahan kalau jadi wakil rakyat bisa jadi wakil yang sebenarnya (siapa yang mo milih..wong aktif di partai aja enggak)

Kalau jadi pejabat, atasan, selalu ingat kalau semua cuman titipan, bahkan mungkin itu suatu cobaan yang diberikan Allah, mampu nggak diberi amanah.

Kalau kebetulan, punya ilmu yang bisa dibagi, nggak sungkan-sungkan berbagi, memang sih kepandaian itu dari belajar, tapi kita bisa belajar kan semua juga kuasa Allah,
jadi apa sih yang bisa kita sombongkan..wong semua titipan Allah

kalau kita sudah sama-sama sujud, mau pejabat, profesor, atlit, pemulung, karyawan
semua sama, malah pantat lebih tinggi dibanding kepala...........





Kamis, 27 Maret 2008

Wagu tenan....

Dah dua kali nih dilarang ngomong
pertama ma temen-temen lamaku
kedua istriku sendiri yang ngelarang....

duh..ngomong aja kok dibatasi ya......

apa sih maunya?

ceritanya begini...

udah lama nih jadi perantau, malahan di satu tempat dimana aku sempat tinggal, aku dikira penduduk asli, katanya sih face & cara ngomongnya..buat aku nggak ada masalah
(padahal aku nggak begitu paham bahasanya)

Ternyata waktu ada kesempatan pulang kampung, ngobrol ma temen-temen lama, tiba - tiba ada yang nyeletuk...sambil bercanda " God kamu pake bahasa Indonesia aja..nggak enak dengernya"
 ngomongnya sambil cengengesan.. rupanya mereka nggak sreg dengan logatnya hehehe
belum lagi..kadang nggak sadar..keselip bahasa Indonesia..
(maklum ditempatku yang sekarang nggak ada bahasa daerah, orangnya juga campur-campur)

Kalau yang ini barusan
Ceritanya lagi ngobrol ma Istri,
Iseng nih, aku pernah baca ato denger (lupa) ada orang ngomong mesra, terakhirnya pake kata "yang", jadi aku iseng ganguin istriku ngomong begitu

waduh ... istriku malah ngakak....

Katanya "nggak pantes,seperti biasa aja, lebih mesra"

aku sendiri sebenarnya juga ngempet ngakak..rasanya lucu

Akhirnya aku malah jadi sadar
wah pantes ya......dikantor tuh cocok banget
wong kata sayang & cinta justru keluar pada saat kita jengkel..hehehe
misalnya liat temen yang udah dikasih tahu berulang-ulang belum ngerti juga
ngomongnya " begini loh sayaaaaamg..."
atao kalo ada yang melakukan kesalahan terus udah diperbaiki langung deh komentar
"gitu dong cinta"

Ternyata Romantis nggak harus pakai bahasa dan cara orang lain.....
Masing-masing orang
punya cara sendiri untuk mengungkapkan perhatian & kasih sayang
Tak selamanya harus menggunakan kata sayang & cinta,
betul kan "yang" ?... hahahaha wagu tenan

Ayat Ayat Cinta


Rating:★★
Category:Movies
Genre: Romance
Saking penasarannya rasanya nggak ada satupun yang kelewat...
Kok ya nggak nemu juga ya, apanya sih yang bagus, apanya sih yang bikin sampai seorang pimpinan organisasi ikut promosi, apanya yang bikin "heboh"?

Aku aja kali ya yang nggak ada romantis-romantisnya....
ato emang kata "cinta" & "sayang" dalam keseharianku bukan sesuatu yang "ruarrr biasa"?


ceritanya
sama aja ma cerita cinta-cinta yang lain,
Konflik ya...nggak jauh - jauh dari rebutan cowok, orang tua nggak setuju...biasa
nggak usah tunjukin yang mana, hampir seluruh isi filmnya emang begini kan

(.... aku lupa kalo aku lagi nonton film, harus dibuat konlik kan ya hehehe)

Penyelesaian..masih mengandalkan keberuntungan, kebetulan...biar happy ending
paling keliatan ya pas pengadilan pas istrinya fahri sembuh...

(...wah lupa lagi..kan lagi nonton film...*nyengir lagi*)

Bahasa, nggak konsisten, kalo emang dicerita nggak bisa bahasa Indonesia
ya jangan pakai bahasa Indonesia, kesannya jadi kayak telenovela hehehe
(konflik di bus misalnya)

(..waduuuhh lupa lagi..biar gampang dicerna kali ya..*lagi-lagi nyengir *)


Tema

agak riskan nih..tapi ya nggak papa dech
kan dibilang film agama, mmm rasanya cuman suasananya aja dan kebanyakan menggunakan bahasa arab, nggak bisa dong langsung dibilang arab = islam
Atau karena disampaikannya beberapa "ayat-ayat cinta", sinetronnya Si Entong juga ada tuh, atau dulu ada sinetron anak kecil yang hapal alquran....

(..weleh weleh, sekali lagi lupa, kalo aku nonton film...bukan lagi denger ceramah, *waaaa nyengir lagi*)


Mungkin karena aku nggak pernah baca bukunya ya.. jadi nggak tersentuh blasss
yang pasti karena aku yang nggak romantis kali yaaaaaaaaaaaa...:p


Yang menarik....


Setting akhirnya tuh... seneeeeeng banget kalau liat gambar yang seperti itu...langitnya keliatan lebih banyak

pemainnya.. nggak boleh dipungkiri, artisnya cantik-cantik hehehehe

Sound tracknya.... enak didengerin.

Satu lagi.... mengangkat tema yang bernuansa Islam, patut diacungin dua jempol,
ditengah semaraknya isu dan image tentang islam,
semoga film ini menjadi salah satu cara memperlihatkan bahwa Islam itu seperti apa, tentunya hal yang baik (meski nggak keseluruhan)







Selasa, 25 Maret 2008

Sempurna ......???

Pernah nggak sih ketemu orang yang begini :

1. Setiap orang yang ketemu dia langsung nempel bukan jatuh cinta,
karena orangnya juga susah untuk jatuh cinta

2. Diajak ngobrol ..asik aja...

3. Nggak pernah mau tahu urusan orang, bukan cuek
    tapi nggak mau ikut campur kalau nggak diminta

4. Dia care banget ma orang lain.... Helpfull

5. Jauh dari prasangka buruk....
    ini nih nggak enaknya..nggak bisa "dikerjain" hehehe

6. Menghargai orang lain..bangetttttt

7. Pinter? nggak diragukan lagi

8. Nggak bisa bohong, kalo bohong ketahuan banget

Sempurna? nggak......

mana ada sih manusia yang sempurna...
pasti ada kekurangan, tapi buat apa nyari kekurangan
wong kelebihannya lebih gampang dilihat kok...

Gita Gutawa-sempur...

Minggu, 23 Maret 2008

Ada "logo Garuda" diselat Makasar




Kebetulan pas ada tugas ke Makasar
Mendekati Landing di Makasar, kok ya iseng nengok ke jendela pesawat
Subhanallah..ternyata bagus sekali ..... pas menjelang maghrib
nggak sempet ambil kamera...
jadi waktu pulangnya dah ancang-ancang mo ngambil gambar
karena pesawat berangkat siang..nggak seindah waktu sore
tapi ada yang sedikit menggelitik....
ada yang mirip logonya pesawat Garuda nih......
entah itu pulau atao atol..atau sampah yang menumpuk ya...?

Senengnya......




Akhirnya bisa juga jalan-jalan bareng
Fahri diajak nggak mau ya ajak anak tetangga sebelah aja sama ibunya ke Waterpark

Anak-anak seneng banget nungguin tumpahan air...

"Om meluncur yuk!" ajak anak itu, aku sih ok aja

Naik tangganya duuh tinggi banget...sampai atas aja ngos-ngosan

Begitu meluncur di lorong gelap, berkelok-kelok...

HWAAAAAAAAAAAAAAA........

Teriak aja sepuasnya.....
asik juga....waktu ditikungan itu wihhhh kenceng banget...
tapi lumayan, teriak sekenceng-kencengnya bisa melepas ketegangan
sekalian ngilangin beban pikiran hehehe....

Sebenarnya boleh juga nih buat ngencengin perut, ngilangin stress...bisa teriak-teriak..

Lumayan ..belum ada roller coaster, ini juga bagus kok

gambar lain di sensor ya...malu, nggak pake baju sih...kalo pake baju dimarahin ma petugas....hehehe

Rabu, 19 Maret 2008

ITAAAAAA .... SAYAAAAAANG......TEGA BENER SEEEEH....

Duh..rasanya gemessss bener
Ada waktu-waktu tertentu , aku selalu menunggu kehadiranmu
Meski tidak bertemu, tapi aku tahu kapan kau hadir entah sekedar lewat
atau memang untukku...
apalagi disaat seperti ini, setelah begitu banyak masalah kuhadapi
begitu banyak yang kukerjakan, badan terasa letih....dan laparrrrrrrrr

Dengan langkah gontai, masih ada semangat untuk cepat-cepat menuju ruangan
terbayang begitu nikmatnya ayam bakar, serasa sudah didepan mulutku

tadi pagi nggak sempat sarapan, makan siang juga terlupakan...
hari ini jadwal catering mu ayam bakar...
duh kesukaanku tuh...brutu lagi...

sampai diruangan....
ITAAAAAA .... SAYAAAAAANG......TEGA BENER SEEEEH....
KOK KATERINGKU NGGAK ADA.........


ita(penyedia catering), kan aku dah pesen jauh-jauh hari....
waaaaaaa.... brutu-ku sayaaaang ...tinggal bayangan dech....

jadi tambah lemes banget nih.....
nggak ada rotan akarpun jadi...nggak ayam bakar, mie instant pun jadi.....

cerita ini bukan fiktif belaka
nama , tempat dan kejadian
bukan rekayasa
jika ada kesamaan nama itu hanya kebetulan belaka

jika ada kesamaan kejadian...kaciaaaaaaan bener....

Selasa, 18 Maret 2008

Hidup bukan kompetisi



Pernah tertanam di benakku ,bahwa hidup ini sebuah “kompetisi”
Sehingga apa yang kutemui  berarti sebuah tantangan buat aku, apapun itu.
Aku harus bisa mengalahkan  dan menjadi  “lebih”

Masih aku inget waktu SD, aku menangkap beberapa lebah (tawon), hanya karena melihat seorang teman yang menyombongkan sebuah “batu bertuah” dan berbagai “mantra” ( namanya juga anak kecil )
Akhirnya aku berusaha membuktikan bahwa tanpa itu pun aku bisa
Lebah-lebah itu sengaja kutaruh ditangan sampai menyengat, dan ternyata tanganku tidak bengkak sama sekali.

Dimasa training, ketemu dengan sesama peserta traing , dia bilang, “pelajaran ini susuah banget, tapi tenang aja..nanti deket aja ma aku entar kita bagi – bagi”
Merasa ini sebuah tantangan, pa sih yang nggak bisa dipelajaro, kok sampai segitunya
Setelah dijalanin ternyata...nggak sesulit yang diceritakan... semua bisa kalau kita mau

Sebenarnya masih banyak “tantangan “ yang teringat, tapi yang ingin saya sampaikan disini adalah, ternyata “KITA BISA MELAKUKAN SESUATU DENGAN BERBEKAL KEYAKINAN”

(Mengenai keyakinan ini dalam bahasa lain Errie pernah posting begini Don't think what you are. You are what you think. Klik disini ya tulisannya

KEYAKINAN 100%, memuculkan sikap optimis dan langkah pasti , memberikan semangat untuk meraih, membuka mata kita pad hal hal positif,
tentunya keyakinan ini termasuk keyakian bahwa “ALLAH AKAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK KITA”

Seiring berjalannya waktu, Alhamdulillah, Allah mengingatkanku bahwa hidup bukanlah kompetisi, kita harus menjadi yang terbaik, tapi bukan dengan kompetisi
Hidup adalah perjuangan, hidup untuk belajar, hidup untuk melayani, yang pasti hidup kita untuk beribadah dan bermanfaat bagi orang lain.

Haruskah hidup ini selalu diisi dengan kalah atau menang ?
Bukankah lebih indah jika kita bersama-sama dalam meraih sebuah tujuan,
Bukankah sebuah batu yang besar, akan terasa lebih ringan jika diangkat bersama-sama?

Kalau hidup ini harus selalu mencari kemenangan, apalagi hanya untuk sebuah “nama” dan ketenaran,  rasanya tidak ada salahnya kita belajar dari kisah indah disini, klik disini

Nikmati aja lagi...

Kadang, rasanya bosen banget berada dikantor, jenuh, atau penginnya maraaaaah aja.
Darai mulai jengkel sama rekan kerja atau malah sama atasan.
Mmm masak sih harus begini terus – terusan...

Dalam beberapa kesempatan, sambil ngingetin diri sendiri dan rekan-rekan kerjaku,  kenapa kita harus membuat tempat kerja menjadi nyaman, baik dari kebersihan,, kerapian, suasana....pokoknya semua harus nyaman, karena kalau dihitung – hitung, ternyata “hidup” kita lebih anyak dikantor dibanding ditempat lain

Mau bukti, kita hitung yah...

1. Bangun Pagi          
    Mulai berbagai aktivitas pribadi kurang lebih 1jam           05:00 – 06:00
2. persiapan kerja
    dari sarapan , pakai sepatu sampai buka pagar               06:00 – 07:00
3. Berangkat ke kantor
    Perjalanan dianggap 30 menit                                         07:00 – 07:30
4. Di kantor
    Kerja 8 jam ditambah 1jam istirahat                                 07:30 – 16:30
5. Persiapan pulang
    Dari mulai hahahihi sampai berada di  kendaraan              16:30 – 17:00
6. Perjalanan pulang
    Kan pulangnya sama dengan berangkat jadi 30 menit ya    17:00 – 17:30
7. Sampai rumah
    Mulai buka pagar, say hello ma tetangga , mandi dll           17:30 – 18:30
8. Acara bebas
    Kalau nggak ada undangan makan malaam,
    nggak ada undangan rapat RT, atau acar lain                     18:30 – 22:00
9. Tidur  
Yang ini bukan jadwal ku nih( soalnya biasa tidur jam 1 )         22:00 – 5:00

Nah kan, jadi kalau dikantor kita nggak nyaman..waduh... sayang bener.. sebagian besar “hidup” kita kok ya nggak di nikmati...

Hitungan diatas tidak termasuk
Pulang kantor mampir sana – sini dulu
Malam – malam keluar buat  ke Gym atau lapangan  tennis
Belum lagi kalau tinggal dikota yang peralanan ke kantor  bisa 1 jam lebih



Kamis, 13 Maret 2008

Warisan Leluhur




Dari pada menikmati kegundahan hati yang tak menentu
duh..kalimat apa ini ya...?

yang jelas kalo sekarang lagi ada yang sedih, bete ato apa aja..
bisa kok diliat dari rulisannya, bahasanya nggak seperti biasanya
terus tiap hari cuman ngintip2 aja....

kebetulan ada resep warisan leluhur...untuk dibagi-bagi

Selasa, 11 Maret 2008

la..kok berjama'ah..




Setelah ibunya anak-anak, gilirannya gantian aku dech..
lakok sekarang malah anak-anak barengan
waduh.... kok ya pakai acara berjamaah...buat ke dokter aja
....
Mudahan bu dokter nggak bosen ngasih resep hehehe...
emang dah seminggu ini gantian aja kedokter, sekarang anak-anak barengan sakitnya
Rara malah lebih lagi, nggak boleh makan nasi, jadi sementara harus makan bubur dulu..

Kemarin waktu Rara harus di ambil darahnya buat diperiksa, malah adiknya yang ngasih semangat
"Boleh nangis kok mbak, nanti dipelukin papa...nggak papa"
hehehe senengnya punya anak gini.

Padahal Alya sendiri lagi sakit juga, jadi ku bilang, "adik ini kalo "ceberet" cepet sembuhnya "
(cebret= istilah buat nggangguin alya kalo nggak diem-diem ngomongnya)

Pagi tadi, bangun tidur Alyaa dah teriak sakiiit, eee begitu denger toe toet langsung teriak
"ma... beli donat" nggak jadi nangis, malah mulai dah nge-cebret

Pas waktunya sarapan, diliat kakaknya susah makannya, dah dibujuk juga masih susah
ya udah aku minta tolong Alya aja, "dik mbak Rara disuapin ya...!

Sambil ngomong " adik kalo sakit maemnya tetap banyak biar cepet sembuh, " ee dia suapin beneran kakaknya,
Raranya juga nggak nolak..liat tuh aksinya Alya nyuapin kakak.

Alhamdulillah, biasany kalau sehat, berdua jarang bener akurnya, tapi pas gini kok ya akur banget

Setelah beberap suap, Rara mulai agak kesakitan, jadi berhenti nyuapin.
"Ma...ganti sendok" kata Alya....

yaaaaaa tahunya buburnya dihabisin sendiri hehehehehe.....

Nggak mau kehilangan moment cantik, aku pura-pura buka HP, padahal jeprat - jepret tanpa sepengetahuan mereka

Khusus Alumni SMA N 1 Balikpapan yang lulus tahun 1991

http://smansa-91-bpn-subscribe@yahoogroups.com
Group Email Addresses


Post message: smansa-91-bpn@yahoogroups.com

Subscribe: smansa-91-bpn-subscribe@yahoogroups.com

Unsubscribe: smansa-91-bpn-unsubscribe@yahoogroups.com



untuk joint boleh pilih mau pakai cara yang mana aja
















Subscribe to smansa-91-bpn



name="Click here to join smansa-91-bpn"
src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/yg/img/i/us/ui/join.gif">

Powered by groups.yahoo.com





atau




alt="Click here to join smansa-91-bpn">
Click to join smansa-91-bpn





Group for Alumni SMA Negeri 1 Balikpapan

http://smanza-subscribe@yahoogroups.com
Post message: smanza@yahoogroups.com
Subscribe: smanza-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: smanza-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: smanza-owner@yahoogroups.com

Senin, 10 Maret 2008

Life is a do-it-yourself project


An elderly carpenter was ready to retire. He told his employer contractor of his plans to leave the house-building business and live a more leisurely life with his wife and enjoy his extended family. He would miss the paycheck, but he needed to retire. They could get by.
gambar diambil dari http://solooutdoor.net/2016/04/16/kisah-3-orang-tukang-bangunan/
Gambar tukang
 diambil dari http://solooutdoor.net


The contractor was sorry to see one of his best workers go as he always did high-quality work and didn't cut corners, even in areas that did not show. He asked if he could build him just one more house as a personal favor before he retired. The carpenter said he would, and began the project.

But as many phases of the project drew on, he became more and more anxious to retire and his heart was not in his work. He wanted to get it finished quickly so he resorted to shoddy workmanship, compromised quality for time where ever he could and used inferior materials. He told himself that since this was the last job he would do, it didn't matter.

When the carpenter finally finished his work, he informed the employer so that he could come to inspect the house. To the carpenter's surprise, the contractor handed him the front-door key. "This is your house," he said, "my gift to you for being a dedicated and quality craftsman." The carpenter was shocked! If he had only known he was building his own house, he would have done it all so differently.

So it is with us. We build our lives, a day at a time, often putting less than our best into the building. Then with a shock we realize we have to live in the house we have built. If we could do it over, we'd do it much differently. But we cannot go back.

You are the carpenter. Each day you hammer a nail, place a board, or erect a wall. "Life is a do-it-yourself project," someone has said. Your attitudes and the choices you make today, build the "house" you live in tomorrow. Build wisely!

DARI BALIK KEMUDI

Rating:★★★★
Category:Other
Oleh : Casnadi

“Nak Mas masih suka bawa mobil...............?” Tanya Ki Bijak menanggapi pertanyaan Maula mengenai kenapa dalam kehidupan seseorang kadang terasa ‘melambat’, seperti penghasilannya turun, atau karirnya mandeg dan mengalami stagnasi dalam kehidupannya.


“Masih ki, meski tidak sesering dulu, ana kadang-kadang bawa mobil teman.......” Kata Maula.


“Apakah dalam berkendara, Nak Mas selalu menjalankan mobil dengan kecepatan yang sama..?”, apakah dalam mengemudikan mobil Nak Mas selalu memakai persnelling yang sama, misalnya selalu digigi empat.....?” Tanya Ki Bijak lagi.


“Tentu tidak ki, kecepatan ana hampir selalu berubah, kadang ana harus melambatkan laju kendaraan ana, karena jalannya berkelok, kadang ana harus menginjak rem karena ada kendaraan didepan, pun ana harus memindahkan transmisi sesuai dengan kecepatan atau kondisi jalan yang ana lalui............” kata Maula.


“Lalu, bagaimana seandainya Nak Mas memaksakan tetap dalam kecepatan tinggi, tanpa melihat kondisi jalan, misalnya Nak Mas tetap diposisi gigi empat ketika jalan menanjak, atau Nak Mas tetap dengan kecepatan tinggi ketika jalanan ramai dan padat dengan kendaraan lain.......?” Tanya Ki Bijak lagi


“Waah, kendaraan kita tidak akan bisa nanjak ki, kalau kita memaksakan diri tetap digigi empat ketika jalananya menanjak, dan kalau jalan padat kita tetap melaju dengan kecepatan tinggi, sangat riskan ki, bisa-bisa kita nyerempet kendaraan lain...........” kata Maula.


“Dari jawaban Nak Mas tadi, kita bisa mengambil pelajaran untuk menjawab pertanyaan Nak Mas dipermulaan, kenapa kadang kita merasakan kehidupan kita melambat...........” Kata Ki Bijak.


“Maksud Aki, laju kehidupan kita sama dengan kita berkendara, ki..........?” Tanya Maula.


“Tidak sepenuhnya sama, hanya agar kita lebih mudah memahami sesuatu, kadang kita memang memerlukan padanan atau analogi, mungkin tidak tepat seratus persen, tapi setidaknya kita bisa melihat gambaran yang lebih nyata dari sebuah permasalahan........” kata Ki Bijak.


“Kembali pada pertanyaan Nak Mas, jika kita merasakan kehidupan kita melambat, penghasilan kita turun, karir kita mandeg atau usaha kita mengalami kemunduran, sikapi dengan tenang dan bijak Nak Mas, jangan grasa-grusu, jangan panik, karena memang kadang kita harus berlaku demikian.......” Kata Ki Bijak.


“Seperti tadi Nak Mas katakan, kita kadang memang harus oper persneling kegigi yang lebih rendah, agar kita kuat nanjak, atau kadang kita juga harus menginjak rem dalam-dalam untuk menghindari tabrakan dengan kendaraan lain....”


“Pun demikian dengan laju kehidupan kita, dalam menjalani kehidupan ini, kita harus pandai-pandai membaca ‘peta jalan’ yang harus kita lalui, kita harus mampu melihat bagaimana kondisi jalan kehidupan yang kita hadapi, kita juga harus terampil mengendalikan ‘kemudi’ ketika kita harus sedikit berbelok atau menepi, kita juga harus lihai mengendalikan pedal gas dan pedal rem kehidupan kita secara tepat dan benar, dan satu hal yang pasti, jika kehidupan kita melambat, bukan berarti itu sebuah kejelekan....., dalam banyak kejadian, justru melambatnya kehidupan kita ini, akan menyelamatkan kita dari kecelakaan.....” Kata Ki Bijak.


“Contoh konkretnya begini Nak Mas, ketika kita diberi kemudahan oleh Allah, kondisi itu kira-kira sama dengan kita berkendara dijalan yang mulus dan rata atau dijalan tol, sehingga kita bisa memacu kendaraan kita dengan kecepatan tinggi, tapi dengan kecepatan yang tinggi, jalan yang rata, kadang kita terlena, atau bahkan kadang kita jadi ngantuk, dan itu sangat membahayakan, karenanya dijalan tol pun kadang sengaja diberi tonjolan untuk mengingatkan kita agar kita tidak mengantuk...............”


“Pun demikian halnya dengan kehidupan kita, ketika usaha kita lagi lancar, karir kita lagi berkembang pesat, gaji kita naiknya diatas rata-rata, kadang kita terlena, kadang kita berfikir bahwa kelancaran usaha kita semata karena usaha kita, kadang kita lupa dan berfikir bahwa pesatnya perkembangan karir kita semata karena ketrampilan dan kecakapan kita, atau ketika gaji ita naik diatas rata-rata, kita merasa sebagai karyawan terbaik, kita menjadi lupa, kita merasa bangga, kita menjadi sombong, kita menjadi terlena, dan itu sangat berbahaya Nak Mas......”,


“Karenanya, dengan kebijaksanaan-Nya, dengan kasih sayang-Nya, Allah memberikan ‘tonjolan-tonjolan’ pada jalan kehidupan yang kita lalui, berupa ujian, berupa kesulitan, berupa cobaan, berupa kondisi yang tidak kita senangi, dan itu samasekali tidak berarti Allah tidak sayang pada kita, justru dengan ujian dan cobaan itu, justru dengan kemandegan, justru dengan melambatnya laju karir dan kehidupan kita, semata untuk mengingatkan dan menyelamatkan kita agar kita tidak terlena dan tidak mengantuk sehingga membahayakan kita...........” kata Ki Bijak.


“Iya ki, ana pernah mengalami hal itu, ketika semuanya mudah, ketika karir ana meningkat demikian pesat, ketika gaji ana jauh lebih besar dari yang lain, ana dihinggapi perasaan seperti yang aki sebutkan tadi..........” kata Maula mengenang kejadian yang pernah dialaminya.


“Dan kalau kemudian sekarang penghasilan dan karir Nak Mas tidak ‘sebaik dulu’, itu samasekali bukan berarti Allah tidak sayang lagi pada Nak Mas, justru dengan ‘teguran’ seperti itu, Allah mengingatkan Nak Mas agar tidak terlena dengan apa yang sudah Nak Mas dapat, justru seharusnya Nak Mas harus semakin dalam menundukan hati Nak Mas untuk mensyukuri semuanya..........” Kata Ki Bijak.


“Iya ki, ana mengerti, hanya kadang masih ada perasaan kenapa ana tidak bisa ‘secepat’ dulu ya ki..........” Kata Maula.


Ki Bijak tersenyum mendengar penuturan Maula, “Bukan tidak bisa secepat dulu, tapi belum Nak Mas, dan itu wajar, bukankah ketika Nak Mas berkendarapun demikian, setelah laju kendaraan Nak Mas melambat atau menepi, Nak Mas tidak langsung bisa menggunakan percepatan tinggi, tapi gigi satu dulu, kemudian gigi dua, gigi tiga sebelum akhirnya Nak Mas bisa melaju dengan kecepatan penuh.......?’ Tanya Ki Bijak.


“Iya ki...........” Kata Maula pendek.


“Pun apa yang dialami Nak Mas sekarang ini, setelah Nak Mas ‘menginjak rem dalam - dalam’ dan bahkan berhenti, Nak Mas pindah kerja, Nak Mas harus menapaki karir Nak Mas satu demi satu, dari staff dulu, kemudian insya Allah naik lagi, hingga akhirnya Nak Mas bisa mencapai level dimana Nak Mas dulu berada......., mungkin bisa saja Nak Mas langsung mendapatkan penghasilan dan posisi yang setidaknya sepadan dengan apa yang Nak Mas peroleh dulu, tapi menurut Aki akan sangat riskan........” kata Ki Bijak.


“Kenapa ki..........?” Kata Maula.


“Ketika Nak Mas langsung memakai percepatan empat setelah Nak Mas berhenti, akan sangat mungkin kendaraan Nak Mas mengalami kerusakan, karena gigi dan kecepatanya tidak seimbang, pun demikian dengan Nak Mas, ketika Nak Mas langsung pada pendapatan dan posisi semula, sangat mungkin Nak Mas akan goyah lagi, tahajudnya tidak jalan lagi, kemasjid ogah-ogahan lagi, atau rasa mulia-nya muncul lagi....”,


“Jadi menurut Aki, apa yang Nak Mas alami sekarang sudah berada pada trek yang benar, Nak Mas sudah mulai menyadari perlunya kehati-hatian dalam menjalani kehidupan ini, Nak Mas mulai menyadari perlu adanya ‘tonjolan-tonjolan’, dan wajar kalau kemudian Nak Mas memulai laju kehidupan Nak Mas dari gigi satu, kemudian gigi dua dan seterusnya, setelah Nak Mas benar-benar sudah tahu medan yang akan dilaju, kecepatan berapapun, insya Allah, Nak Mas akan mampu melaju dengan stabilitas yang mantap.........” kata Ki Bijak.


“Iya ki, ana mengerti sekarang ki, kalau kita berjalan pelan, bukan berarti kita kalah ya ki..........” Kata Maula.


“Seorang pengemudi yang handal tidak akan pernah berfikir bahwa menginjak rem dan melambatkan kendaraan adalah sebuah kemunduran, seorang pengemudi yang handal akan berfikir bahwa dengan menginjak rem dan melambatkan laju kendaraan, justru sebuah momentum untuk dapat melaju dengan kecepatan dengan akselerasi yang lebih tinggi, untuk kemudian menjadi pemenang sejati....................”Kata Ki Bijak lagi.


“Terima kasih ki, semoga ini menjadi bekal bagi ana untuk dapat menjadi pemenang sejati dalam menjalani kehidupan ini........” kata Maula.


“Amin, dan satu yang harus Nak Mas ingat, dalam perlombaan apapun, keselamatan adalah diatas segala-galanya, silahkan Nak Mas melaju dengan kencang untuk menjadi yang terbaik dalam kehidupan Nak Mas, tapi diatas segalanya, Nak Mas harus mengutamakan keselamatan negeri akhirat sebagai terminal akhir dari perjalanan panjang ini.........” Kata Ki Bijak.


“Iya ki, sekali lagi terima kasih, puji syukur kepada-Mu ya Allah.....” Kata Maula sambil menengadahkan wajahnya dan menadahkan tanganya kehadlirat ilahi, mulutnya komat-kamit memanjatkan do’a agar dikaruniakan keselamatan dan kesejahteraan selalu..............”


Wassalam

sumber : http://groups.yahoo.com/group/islamdotnet/message/1432

Minggu, 09 Maret 2008

Istri tidak boleh capek

Siapa sih yang lebih kuat, perempuan atau laki-laki..?
Jawabannya pasti laki – laki, dia bisa mengangkat barang lebih berat, bekerja lebih keras, dan perempuan memang ditakdirkan untuk menjadi lembut dan untuk dilindungi....
S A L A H...!!!!!

Perempuan itu lebih kuat,
dia bisa membawa beban berat selama 9 bulan, tanpa bisa meletakkan barang sedetikpun
membawa dua gunung tanpa bantuan,
sedangkan laki-laki ... membawa dua telur saja minta bantuan a bird.....
Maaf...maaf..tidak  bermaksud jorok...

Mungkin bagi kalangan terteentu jarang atau tidak pernah mendengar obrolan/lelucon yang seperti itu,Semoga potongan percakapan diatas tidak digolongkan porno, ataupun melecehkan kaum perempuan.

Tapi dalam kehidupan sehari-hari, terlebih seorang perempuan yang berstatus istri, entah disadari oleh suami atau tidak, seorang istri membuktikan bahwa dia lebih kuat
istri lebih banyak melakukan tugas dibandingkan suami.

Kita coba perhatikan, terlebih bagi istri yang juga membantu mencari nafkah
Seorang istri tidur lebih larut dibanding anggota keluarga yang lain, mempersiapkan apa yang akan dilakukan  esok hari, pagi-pagi-pun sudah bangun terlebih dulu, mempersiapkan segala keperluan.
Bekerja di kantor, pulang kerja sudah disambut dengan berbagai pekerjaan rumah, belum lagi mengurusi anak-anak, apalagi jika anaknya masih bayi, demikian setiap hari.

Bahkan seorang istri yang tidak bekerja pun, dirumah tidak lepas dari berbagai urusan rumah.

Jika ada suami yang tidak percaya, boleh dicoba , biarkan istri menginap dihotel selama  24 jam, dan rasakan setiap menit yang anda lewati dirumah....
Tanyakan kepada istri anda di hari berikutnya, apa yang dia pikirkan selama di hotel?
....
Pembelaan suami  (ngeles?)
perempuan sudah ditakdirkan untuk seperti itu.......
.
Kalau begitu suami  ditakdirkan seperti apa? jadi tuan , juragan, atau majikan bagi istri dan keluarganya ?
.
Cuplikan tausyiah  dari ust.Husni Hasibuan
(dalam bahasa dan pemahaman saya, mohon maaf  & perbaikan jika terdapat kesalahan)

Bersama dalam satu lingkup keluarga tidak hanya didunia, berharaplah untuk tetap bersama hingga di surga kelak., Bagaimana caranya?
Seorang suami adalah qowam, yang harus mampu menciptakan nuansa surga didalam rumah tangga. Ada dua hal yang perlu (wajib) dilakukan seorang suami

1. Menanamkan nilai-nilai religi dalam diri sendiri, mensyukuri betapa Allah begitu mencintai kita, mencintai Allah dengan sepenuh hati, Allah akan memberikan ketenangan dalam diri kita, ini akan berimbas dan terlihat pada bagaimana seorang suami berinteraksi dengan keluarga dan orang lain.


2. Memenuhi kebutuhan Istri, apa sajakebutuhan istri

    - Hal – hal yang bersifat kebendaan (mahar & nafkah)
    - Berbuat baik terhadap istri,

Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.(QS.Annisa 19)


Catatan kecil sebagai pengingat diri sendiri….